fushshilat :46

man 'amila shaalihan falinafsihi waman asaa-a fa'alayhaa wamaa rabbuka bizhallaamin lil'abiidi

[41:46] Barangsiapa yang mengerjakan amal yang saleh maka (pahalanya) untuk dirinya sendiri dan barangsiapa mengerjakan perbuatan jahat, maka (dosanya) untuk dirinya sendiri; dan sekali-kali tidaklah Rabb-mu menganiaya hamba-hambaNya
 

renungan nikmat Alloh SWT

Pandanglah lekat ke relung hati.. Perhatikan sungguh2 seluruh karunia yang telah engkau peroleh. Hitung berapa banyak nikmat yang ada pada dirimu.. Maka jika benar hitunganmu, tak akan selesai sampai habis sisa nafasmu. Mulai dari anggota badanmu, dari ujung kepala sampai kaki. Belum nikmat yang ada di sekitarmu, yang juga engkau dapatkan. Maka bagaimana bisa, kita lupa dengan Sang Maha Pencipta ?

Selayaknya kita mesti syukuri bukan hanya dengan sekedar kalimah tahmid. Tapi seluruh sikap, perilaku dan seluruh kehidupan kita adalah mutlak harus sesuai yang di PerintahkanNya. Kita tidak punya pilihan lain dalam hal ini.

Lupakan kesombongan kita, bersihkan puing-puing keangkuhan, riya, ujub, serakah, tamak, dan berpisahlah dari ego yang lama melekat di hati. Seorang mukmin sejati, selalu berbuat dengan pertimbangan bahwa Alloh Ridho ataukah tidak jika kita begini. Apakah ini yang terbaik menurut syariat. Apakah kita masih berada di jalan hidayah ataukah kita sedang dalam tipu muslihat syaithon ?

Telah berlalu orang-orang sebelum kita. Para anbiya wal mursalin, para shidiqin, para sahabat nabi SAW, para tabi'in, para wali Alloh, para ulama rosyidin dan penerus mereka.

Telah berlalu pula kesombongan fir'aun, kepelitan qorun,, kegilaan ummat nabi Luth a.s, keperkasaan kaum 'ad dan seluruh musuh Alloh..


Mereka golongan kanan berada dalam kesuksesan yang sesengguhnya. Dalam nikmat Alloh yang kekal. Begitu pula sebaliknya, golongan kiri masuk dalam kemurkaan Alloh 'Azza wa Jalla.

Ambil pelajaran ini, renungkan dengan hati nurani kita. Mulai saat ini, kita berada di jalan yang mana ? Sudahkah kita menjadi ummat baginda nabi Muhammad SAW ? Sudahkah kita benar-benar menjadi hamba Alloh SWT ?

Jika kita baca tulisan ini dan merasa sakit hati ini, mungkin masih ada penyakit-penyakit hati yang tersisa. Segera bersihkan, sebelum ajal menjemput kita. Mudah-mudahan Alloh 'Azza wa Jalla beri kefahaman. Amin
 
mohon maaf bila bacaanini tak berkenan di hati antum semua, marilah kita renungkan dan syukuri nikmat yang alloh SWT telah di berikan kepada kita.
 

nikat Alloh SWT 3

Menceritakan seorang anak yang kehilangan uang sebesar Rp 10.000. Dia begitu sedihnya dan menangis sejadi-jadinya.
 
Paman anak tersebut merasa kasihan, kemudian dia menghampiri anak itu.
“Kenapa kamu menangis?” tanya pamannya dengan penuh kasih sayang.
 
“Uang saya hilang. Rp 10.000.” katanya sambil terisak-isak.
 
“Tenang saja, nich paman ganti yah…. paman kasih Rp 10.000 buat kamu. Jangan menangis yah!” kata pamannya sambil menyerahkan selembar uang Rp 10.000. Namun, sia anak tetap saja menangis. Kenapa?
 
“Kenapa kamu masih menangis saja? Kan sudah diganti?” tanya pamannya.
 
“Kalau tidak hilang… uang saya sekarang Rp 20.000.” kata anak itu dan terus menangis.
Pamannya bingung…
 
“Terserah kamu saja dech….”, katanya sambil pergi.
 
Ayahnya yang baru pulang kantor mendapati anaknya masih menangis.
“Kenapa sayang? Koq menangis sich. Lihat mata kamu, sudah bengkak begitu. Nangis dari tadi yah?” tanyanya sambi menyeka air mata anaknya.
 
“Uang saya hilang Rp 10.000.” kata anaknya mengadu.
 
“Ooohhh. Lho itu punya uang Rp 10.000? Katanya hilang?” tanya ayahnya yang heran karena dia melihat anaknya memegang uang Rp 10.000
 
“Ini dari paman…. uang saya hilang. Kalau tidak hilang saya punya Rp 20.000.” jawabnya sambil terus menangis.
 
“Sudahlah…. nih ayah ganti. Ayah ganti dengan uang yang lebih besar. Ayah kasih kamu Rp 20.000. Jangan menangis lagi yah!” kata ayahnya sambil menyerahkan selembar uang Rp 20.000.
Si anak menerima uang itu. Tetapi masih tetap saja menangis. Ayahnya heran, kemudian bertanya lagi.
 
“Kenapa masih menangis saja? Kan sudah diganti?”
 
“Kalau tidak hilang, uang saya Rp 40.000.”
 
Ayahnya hanya geleng-geleng kepala.
“Kalau gitu dikasih berapa pun, kamu akan nangis terus.” sambil mengendong anaknya.
 
   Motivasi ini nyata? Tidak juga, ini hanya rekayasa. Dalam kenyataannya banyak orang yang memiliki sikap seperti anak tadi. Dia hanya melihat apa yang tidak ada, dia hanya melihat apa yang kurang, tanpa melihat sebenarnya dia sudah memiliki banyak hal. Sifat manusia yang selalu merasa kurang padahal nikmat Allah begitu banyaknya sudah dia terima.
Banyak orang mengeluh tidak bisa bisnis, sebab dia tidak punya uang untuk modal. Padahal modal hanyalah salah satu yang diperlukan dalam bisnis. Bisa jadi dia sudah punya waktu, punya tenaga, dan punya ilmu untuk bisnis. Namun dia tidak juga bertindak sebab dia hanya fokus melihat kekurangan, bukannya bertindak dengan memanfaatkan apa yang ada. Mulailah Bertindak Dari Yang Sudah Ada
 

berkat rahmat Allah SWT

Add caption


Bismillahirrahmanirrahiim…

Dari Jabir bin Abdullah ra. Beliau berkata : Rasulullah SAW keluar menuju kami, lalu bersabda “Baru saja kekasihku malaikat Jibril keluar dan memberitahu :
Wahai Muhammad, demi dzat yang mengutusmu dengan kebenaran.
      Sesungguhnya ALLAH memiliki hamba diantara sekian banyak hamba-Nya yang melakukan ibadah selama 500 tahun, ia hidup di puncak gunung yang berada di tengah laut. Lebarnya 30 hasta dan panjangnya 30 hasta juga. Sedangkan jarak lautan tersebut dari masing-masing arah angin sepanjang 4000 farsakh. ALLAH mengeluarkan mata air di puncak gunung itu hanya seukuran jari, air mengalir sedikit demi sedikit hingga menggenang di bawah kaki gunung.
         ALLAH SWT juga menumbuhkan pohon delima, yang setiap malam mengeluarkan satu buah delima untuk dimakan pada siang hari. Jika hari menjelang petang, hamba itu turun ke bawah mengambil air wudhu’ sambil memetik buah delima untuk dimakan kemudian mengerjakan sholat. Ia berdo’a kepada ALLAH jika waktu ajal tiba agar ia diwafatkan dalam keadaan bersujud, dan mohon agar jasadnya jangan sampai rusak dimakan tanah atau lainnya hingga ia dibangkitkan dalam keadaan bersujud.
Demikianlah kami dapati, jika kami lewat dihadapannya melewati gunung tersebut.

        Selanjutnya, ketika ia dibangkitkan pada hari kiamat ia dihadapkan pada ALLAH. Lalu ALLAH
 berfirman ‘Masukkan hamba-Ku ini kedalam surga karena rahmat-Ku’.
Hamba itu membantah : Yaa Rabbiy, aku masuk ke surga karena perbuatanku..’

Kemudian ALLAH memerintah kepada malaikat :’Cobalah kalian timbang, lebih berat mana antara kenikmatan yang aku berikan kepadanya dengan amal perbuatannya’
 Maka ia dapati kenikmatan penglihatan yang dimilikinya lebih berat dibanding dengan ibadahnya selama 500 tahun, belum lagi kenikmatan anggota tubuh yang lain.

ALLAH berfirman : Sekarang masukkanlah hambaku ini ke neraka!’

Kemudian hamba itu lalu berkata : Yaa Rabbiy, benar aku masuk ke surga-Mu hanya karena rahmat-Mu. Masukkanlah aku kedalam surga-Mu.

ALLAH berfirman : Kembalikanlah ia.
Kemudian ia dihadapkan lagi di depan ALLAH.

ALLAH bertanya :’Wahai hamba-Ku, siapakah yang menciptakanmu ketika kamu belum menjadi apa-apa?’

Hamba tersebut menjawab :’Engkau, wahai Tuhanku’

ALLAH bertanya lagi :’Yang demikian itu karena keinginanmu sendiri atau berkat rahmat-Ku?’

Dia menjawab :’Semata-mata karena Rahmat-Mu’

ALLAH bertanya :’Siapakah yang memberi kekuatan kepadamu hingga kamu mampu mengerjakan ibadah selama 500 tahun?’

Dia menjawab :’Engkau yaa Rabbiy…’

ALLAH bertanya :’Siapakah yang menempatkanmu berada di gunung dikelilingi ombak laut, kemudian mengalirkan untukmu air segar, ditengah-tengah laut yang asin, lalu setiap malam memberimu buah delima yang seharusnya berbuah satu tahun sekali?. Disamping itu semua, kamu mohon kepada-Ku agar Aku mencabut nyawamu ketika kamu bersujud, dan telah aku penuhi permohonanmu!?’

Dia menjawab :’Engkau yaa rabbiy…’

ALLAH SWT berfirman ’Itu semau berkat Rahmat-Ku. Dan hanya dengan rahmatku pula aku memasukkanmu ke dalam surga. Sekarang masukkanlah hambaku ini ke dalam surga! Hamba-Ku yang paling banyak memperoleh kenikmatan adalah kamu wahai hamba-Ku.
Kemudian ALLAH SWT memasukkannya kedaalam surga.

Jibril melanjutkan ’Wahai Muhammad, sesungguhnya segala sesuatu terjadi berkat Rahmat ALLAH SWT’